Tuesday, December 3, 2013

The Way Life Of The Real Man

Menjadi seorang laki-laki adalah anugerah, menjadi seorang laki-laki adalah kebanggan, juga tantangan. Karena laki-laki adalah mereka yang berjiwa tangguh, mandiri, tak goyah ketika diterpa badai, patuh dan menghormati kedua orang tua (terutama ibu), meski kadang lemah terhadap wanita (^_^"), namun laki-laki yang hebat adalah laki-laki yang menghargai sosok seorang wanita. Jadi inget whatsapp temen gue dia posting gambar simple dari quotes-nya Vino G. Bastian. Halah, itu loh aktor layar lebar idola cewek-cewek kece yang tampangnya juga gak pernah absen di layar lebar pas jaman gue kuliah (Punk in love, catatan akhir sekolah, satu jam saja, dll), meski gue kagak pernah nonton filmnya barang satupun di layar lebar, uppps, haha.  Yak,temen gue posting di whatsapp grup, quotes-nya si Vino yang bunyinya

"Cewek itu ibarat Barbie, lo bisa mainin mereka sesuka hati lo, tapi inget! cowok sejati gak mainan Barbie!" ~ Vino G. Bastian

 Tuh kan, ya jadi cowok itu ya sesimpel bahwa lu dulunya mainan Barbie ato Tamiya? Itu aja sih... hahaha

Okey, jadi ini tema yang bakal gue share, setelah sekian lama menghilang dari peredaran dan memutuskan mengganti kata orang pertama yang dulu-dulu saya, menjadi gue  (penting gak sih, lagian gak ada yang baca kok, upps), adalah laki-laki. bukan pure postingan gue, ini adaptasi dari postingan hot thread kaskus yang gue baca waktu istirahat kerja.

Jadi kata postingan tersebut, secara pengalaman ada beberapa tahapan momen yang akan dilalui seorang laki-laki semasa hidupnya, Oh iya, maksud gue bahas laki-laki atau cowok, bukan maksudnya menyudutkan gender wanita atau cewek, bukan berarti cewek gak punya momen menarik dalam hidup mereka, tapi ya emang jadi cowok lebih asik sih, menurut gue karena gue laki-laki, huahahahaha.

Langsung aja berikut adalah momen-momen yang mengesankan dan menegangkan dalam hidup laki-laki, cekidot bro!

  1. Disunat. 
    Mungkin ini adalah salah satu momen yang menegangkan bagi anak laki-laki. Orang tua yang berusaha menenangkan hanya bisa berbicara "Tenang nak, disunat itu kaya digigit semut kok", meski orang tua kadang gak bisa jawab ketika sang anak bertanya "semutnya segede apa?" atau "coba 'punya' ayah aku kasih semut. Mau?". Maklum, ini menyangkut masa depan sang laki-laki. Dan yang ditakutkan adalah, ketika ternyata sang dokter digantikan dengan tukang pangkas rumput. Abis, abis dah tuh. Walaupun begitu, sang laki-laki tetap dengan gagah akan memasuki ruang dokter dan berharap 'itu' nya bisa selamat. 

  2. Masa Remaja. 
    Hmm, mungkin ini bisa dibilang masa yg tak bisa ditebak. Saat ini sang laki-laki dalam pencarian jati dirinya. Dia berpikir seperti apa teman-temannya ini. Apakah mayoritas berpikiran bokep atau sebaliknya? Dia tidak tahu, dan dia yang harus mencari jawabannya. Dan di masa ini banyak sebuah pengalaman bagi dia merupakan pertama kalinya dia rasakan dalam hidup ini. Misalnya, jatuh cinta pertama kali, tawuran pertama kali, dll.

  3. Saat Berkompetisi. 
    Pada dasarnya laki-laki egonya lebih besar dari pada wanita. Jadi, saat berkompetisi dia akan berusaha sekuat tenaga untuk memenangkannya. Ya, sekuat tenaga! Misalnya saat bermain sepak bola atau basket atau lainnya, dimana dia bermain dengan semangat total membara, untuk menjadi yang terbaik meski kenyataan kadang berkata sedikit berbeda. Yang biasanya lebih memotivasinya saat berkompetisi adalah dengan kehadiran cewek yang lagi ditaksir sedang menonton. Waaah, walaupun wajahnya udah digebok bola sampai tak berbentuk lagi, namun dia masih bangkit dan bermain lagi. Walaupun akhirnya sirine ambulans mengantarkan sang laki-laki ke rumah sakit, dikarenakan sang laki-laki kelewat semangat sampai-sampai kepeleset dan jatuh ke kubangan dekat lapangan lalu pingsan. Sungguh konyol. :D 

  4. Patah Hati.
    Ya, patah hati itu semacam gejala hilangnya kobaran semangat disertai mual dan sulit buang air besar, hehe. Bisa dibilang ini adalah momen-momen asing dan aneh namun berkesan bagi laki-laki (khususnya gue). Untuk laki-laki yang pertama kali mengalami patah hati, mungkin akan berpikir seperti ini "Oh, jd gini ya rasanya patah hati? seru juga..." Yah, ini adalah tipe laki-laki yang tegar. Jika hati seorang laki-laki diibaratkan pedang, maka patah hati adalah penempanya. Satu kali patah hati, satu kali tempaan, dua kali patah hati, dua kali tempaan dan begitu seterusnya. Tapi walaupun begitu, jika pedang terus menerus ditempa, pasti akan cepat atau lambat bakalan hancur juga karena tak kuat menerima hantaman sang pandai besi. ;)

  5. Saat Berkelana.
    Sang laki-laki beranjak dewasa. Kini dia harus merantau, menuntut ilmu di kota yang jauh sehingga terpaksa nge-kos. Mungkin sampai di kos-kosan dia berdoa, semoga pemilik kosnya tidak sama seperti guru matematikanya yang dulu sempet menyeretnya keluar kelas gara-gara tidak ngerjain PR, atau guru fisikanya yang mejatuhkan harga dirinya ketika ia disuruh ngerjain soal yang bahkan jawabannya gak pernah terpecahkan oleh Sir Isaac Newton sekalipun. Yang paling mengesankan sih biasanya saat uang kiriman ga dateng-dateng, kala sang ibu, lupa jatah makan sang anak dipake lantaran harga beras naik, hehe. Biasanya sang laki-laki akan nongkrong di teras kos-kosan bersama teman-temannya yang senasib dan berikutnya nyanyi-nyanyi sambil genjreng gitar, sambil sesekali mangap-mangap berusaha menangkap partikel-partikel kecil di udara untuk sekedar mengisi perutnya. Sungguh ironis.

  6. Bekerja.
    Mungkin bagi laki-laki yang wirausaha sih biasa aja karena yang dia khawatirkan hanya usahanya tidak sukses atau saingannya menyelundupkan tanah kuburan ke dalam ruang kerjanya. Mistis abis. Tapi bagi yang membangun karir dengan melamar pekerjaan ke kantor-kantor dengan pintu-pintu ajaibnya yang kalau sekali dibuka langsung bikin degup jantung berubah lebih cepat 10 kali lipat dari biasanya, mungkin pengalaman ini akan sangat tegang dan berkesan. Mungkin dia akan berhenti sejenak dan menatap pintu kantor yang akan dia lamar, lalu perlahan dia mulai siapkan mental. Dia sudah siap terhadap kemungkinan terbaik bahwa ternyata si calon bos adalah kenalan bokapnya yang cukup simpatik terhadap dia, atau sampai kemungkinan terburuk yang ternyata si calon bos adalah mantan guru biologi SMAnya yg kabarnya adalah keturunan psikopat berdarah dingin.

  7. Melamar.
    Ini adalah penentuan langkah hidupnya, begitu pikir sang laki-laki tatkala berada di medan untuk menghadapi sang wanita pujaan hatinya. Dihadapannya berdiri anggun sesosok yang akan mendampingi hidupnya, yang akan menjadi ibu dari anak-anaknya. Walaupun dia dihantui rumor-rumor tak sedap seperti, bapak sang cewek adalah orang yang sangat buas, atau Ibu si cewek adalah orang yg sangat perfeksionis ataupun ternyata si cewe melihara siluman kera, yaitu adiknya sendiri. Namun dia tak peduli, dia tetap beranjak pergi menuju rumah sang wanita yang ditakdirkan menjadi pendamping hidup sepanjang usianya. Wanita yg diciptakan dari seruas tulang rusuknya yang hilang, wanita yang dia dambakan sejak lama. Apapun resikonya, dia ingin hidup dan menjalani sisa hidup bersama sang wanita pilihannya.

  8. Pembacaan Ijab Kabul.
    Berulang kali dia bertanya pada calon istrinya, "sayang, nama kamu benar kan binti tan?" sebelum pembacaan dimulai. Dan biasanya sang calon istri akan berkata "Iya sayang, udah aku bilangin iya. Perlu aku tulis teksnya?". Lalu sang laki-laki langsung ngelongos pergi, jaga gengsi. Saat pembacaan dimulai, sang laki-laki menggenggam tangan penghulu dengan sangat erat, bahkan terlalu erat sampai penghulunya meringis kesakitan. Maklum, proses ini bukanlah permainan  proses ini berarti proses dimana sang laki-laki dengan seluruh jiwa raganya akan bersumpah untuk menanggung segala dosa-dosa sang calon istri dan dosa-dosa dari anak-anak yang lahir dari kandungannya kelak (just remember this, guys). Selesai membaca ijab kabul dengan sukses, dia bersyukur dalam hati, dan siap mengukir memori bahagia bersama sang istri dalam bulan madu.

  9. Istri Melahirkan.
    Mondar-mandir dia berjalan di lorong rumah sakit. Berharap bayi dan istrinya selamat. Berharap bisa segera menggendong bayi tercintanya, sekaligus bisa menggendong istrinya meski dia tahu dia gak kuat. Dia berpikir, "bagaimana wajah anakku nanti? Apakah secantik ibunya? atau setampan ayahnya? Atau jangan-jangan malah mirip tetangga? Ah, pikiran bodoh". Lalu tiba-tiba sang dokter keluar dan berkata "Anak anda lahir dengan sempurna, selamat, sekarang anda menjadi seorang ayah", saat itu juga sang laki-laki ngacir menuju ruang bersalin.  Namun saat dia masuk ruangan, dia mendapati jejeran mayat yang tertata rapi. Seketika itu jg tubuh dia lemas karena mengira anak dan istrinya tak terselamatkan. Beruntunglah tiba-tiba dia disadarkan oleh penjaga rumah sakit yang memerbitahunya kalau dia salah masuk ruangan, ternyata yang dia masuki adalah kamar mayat.

  10. Menjadi Ayah. 
    Dia melihat anaknya dari ruang kerja. Saat itu dia membayangkan masa depan sang anak. Jika anaknya laki-laki, dia akan berfikir, "dia pasti akan kudidik hingga menjadi laki-laki yang disiplin, pekerja keras, jujur dan setia!!" dan jika anaknya perempuan "akan kulindungi putriku dengan segenap kemampuanku, dan akan kupilihkan pendamping yang cocok untuknya". Hingga lamunannya tiba-tiba buyar karena mendengar tangisan bayinya yang baru berumur 3 bulan. Dia sudah berfikir terlalu jauh dan matang.

  11. Di Usia Senja.
    Laki-laki muda yang perkasa, tangkas dan cekatan itu kini sudah menjadi kakek tua yang rentan. Sadar akan usianya yang semakin memudar, dia sering mengumpulkan keluarga besar di suatu tempat dan mulai membicarakan kisah hidupnya yang sudah berulang kali dia ceritakan sampai-sampai anak cucunya sudah hapal dialognya. Terkadang dia selipkan sepatah dua patah lelucon yang mengundang tawa semua orang. Beberapa saat kemudian, dia membahas tentang "akhir hidupnya". Seketika itu juga keluarga memotong pembicaraan dan berkata "sudahlah kakek, kakek masih bisa hidup 100 tahun lagi kok". Dia tersenyum puas atas reaksi keluarganya. Namun tak berapa lama dia melanjutkan pembicaraannya dan kali ini tak ada yang memotong pembicaraannya karena semua anggota keluarga terdiam.
    Semua itu dia lakukan karena dia ingin diingat sepanjang masa. Dia berusaha meninggalkan kenangan terbaik sebelum malaikat maut singgah dan menjemput dirinya. Dia tak tahu kapan ajalnya datang, mungkin sebulan lagi, seminggu lagi, sehari lagi bahkan sedetik lagi pun dia tak dapat mengiranya. "Mungkinkah semenit lagi jantungku akan berhenti berdetak? Ataukah mungkinkah sedetik lagi aku akan menghembuskan nafas terakhir?" pikirnya. Dan kemudian, dia melihat album kenangan yang diletakkan didekatnya. Saat itu dia memeluk erat album itu. Sejujurnya, saat itu dia mendapati perasaan yg aneh. Berbeda dengan perasaan saat dia melihat ayah atau ibunya dikuburkan, ataupun sahabatnya yg lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa. Bukan hanya sedih yang meliputinya, tapi juga rasa bangga bahwa dia sudah berhasil menjadi seorang ayah yang diidolakan, bangga menjadi seorang kakek dari cucu-cucunya, bangga menjadi suami, dan bangga bisa melihat perkembangan mereka semua. Dia ingin menangis, namun harus membendung air matanya. Sesaat lagi dia harus meninggalkan keluarga tercinta, dan dia harus menutup akhir kisah hidupnya.

"Hanya tantangan yang mampu membangkitkan semangat kami, hanya cinta dan kasih suci yang mampu menyejukkan jiwa kami, hanya tangis sang buah hati yang mampu meluluhkan hati kami, dan hanya Kuasa-Nya yang mampu hentikan ambisi kami. Sampai akhirpun, laki-laki harus terlihat tangguh. Suatu hal yang diwariskan oleh seorang laki-laki bukanlah harta, namun tekad yang tegar dan tak gentar oleh gertakan Sang Waktu."


Semoga menjadi cambuk semangat bagi para laki-laki dalam melangkah di jalan yang berliku, sadarilah bahwa kalian adalah sosok yang perkasa, sosok yang tangguh untuk menghadapi segala rintangan di dunia ini. Bismillah hirrahman nirrohim.

0 comments:

Post a Comment